Ceritaku

Namaku Nashira Oksani Ardine Santosa. Biasa dipanggil Oksa. Aku lahir pada tanggal 16 Oktober 2002 di Yogyakarta, itu berarti saat ini usiaku masih 19 tahun. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan satu-satunya anak perempuan dalam keluarga. Sejak kecil aku sangat tertarik pada dunia olahraga, sampai pada suatu titik aku memiliki cita-cita untuk menjadi seorang atlet. Aku sangat bersemangat ketika harus melakukan suatu aktivitas fisik, seperti berlari, bersepeda, bermain bola, dan lain-lain. Hal ini didukung oleh ayahku yang juga merupakan mantan atlet bela diri. Ayahku sangat senang ketika anaknya memiliki ketertarikan yang sama dengannya.
Yah, seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sepertinya bakat ayahku memang menurun padaku. Kondisi fisikku bisa dibilang di atas rata-rata anak seumuranku. Ketika masih di Sekolah Dasar aku sering mengajak teman-temanku untuk berlomba lari dan aku selalu menjadi yang tercepat. Bahkan aku pernah mengajak guru olahragaku untuk berlomba lari dan aku menang! (Suatu pencapaian yang membanggakan untuk seorang anak SD). Melihat bakatku ini, guru olahragaku sering mendaftarkanku pada kompetisi-kompetisi keolahragaan, seperti O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) contohnya.
Awalnya aku sama sekali tidak bisa menjuarai kompetisi-kompetisi tersebut. Memang benar, di atas langit masih ada langit. Ternyata banyak anak-anak yang masih lebih jago dari pada aku. Namun, hal ini tidak membuatku patah semangat. Kegemaranku terhadap olahraga malah semakin meningkat dan aku semakin terpacu untuk berlatih lebih giat lagi. Kegagalan membuatku semakin tertantang untuk berkembang.
Sejak SD hingga SMP aku mencoba mengikuti berbagai kompetisi keolahragaan. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya usahaku membuahkan hasil juga. Ini terjadi ketika aku duduk di bangku SMA. Saat itu aku masih kelas 10, yang artinya aku adalah murid baru di SMA. Karena kegemaranku terhadap olahraga, aku selalu antusias ketika sedang mengikuti pelajaran Olahraga. Mungkin hal ini membuatku terlihat lebih menonjol dibanding teman-teman perempuanku yang lain. Dari sini, sepertinya guru olahragaku di SMA melihat peluang. Beliau menawarkanku untuk ikut pada kompetisi O2SN Atletik tingkat Kota Yogyakarta. Lebih tepatnya, pada nomor lari 100m putri.
Ketika mendapat tawaran tersebut aku merasa sedikit gugup, tetapi di sisi lain juga antusias. Ketika hari H perlombaan aku sama sekali tidak berekspektasi akan juara. Aku hanya ingin mencari pengalaman dan melakukan yang terbaik. Namun, tidak disangka-sangka, aku berhasil menjuarai perlombaan tersebut! Akhirnya aku bisa merasakan medali emas dikalungkan pada leherku. Di sini aku menjadi pelari tercepat tingkat pelajar se-Kota Yogyakarta (pada masa itu, hehe) dan berhasil menjadi orang pertama yang membawa medali emas O2SN Atletik untuk sekolahku. Aku sangat senang dan bangga.
Kecintaanku pada olahraga tidak terhenti di sini. Sampai sekarang pun aku masih gemar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berbau olahraga. Di Universitas aku mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Atletik dan berhasil menjadi perwakilan Universitas untuk mengikuti berbagai kompetisi, salah satunya kompetisi nasional Jateng Open 2022 pada bulan Maret lalu. Itu merupakan pengalaman pertamaku pada kompetisi tingkat nasional dan pengalaman tersebut sangat berharga. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk terus mencintai olahraga sampai kapanpun nanti.